DISWAYKALTENG.ID - Kista rahim atau kista ovarium merupakan kondisi di mana muncul benjolan berisi cairan di permukaan indung telur atau ovarium. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, terutama perempuan yang masih berada pada usia produktif.
Meskipun sebagian besar kista bersifat jinak dan dapat hilang dengan sendirinya, gaya hidup dan pola makan tetap berperan besar dalam memperparah atau mempercepat penyembuhan kista.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan penderita kista ovarium adalah asupan makanan, termasuk jenis sayuran yang dikonsumsi setiap hari.
Tidak semua sayuran aman bagi pengidap kista beberapa di antaranya justru bisa memicu ketidakseimbangan hormon dan memperparah kondisi tubuh.
Melansir dari Healthline, berikut empat jenis sayuran yang sebaiknya dihindari oleh penderita kista ovarium, agar gejala tidak semakin parah dan hormon tetap stabil.
1. Kentang: Mengandung Karbohidrat Tinggi yang Picu Resistensi Insulin
Meski menjadi sumber energi yang populer, kentang mengandung karbohidrat dalam jumlah cukup tinggi. Bagi penderita kista ovarium, konsumsi karbohidrat berlebih bisa memicu resistensi insulin, yaitu kondisi ketika tubuh tidak mampu merespons insulin dengan baik.
Akibatnya, kadar insulin dalam darah meningkat dan memicu naiknya hormon testosteron, yang sering dikaitkan dengan sindrom polikistik ovarium (PCOS). Kondisi ini bisa memperparah pertumbuhan kista dan mengganggu siklus menstruasi.
Sebagai alternatif, penderita kista bisa mengganti kentang dengan ubi jalar atau labu kuning yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dan kaya antioksidan.
BACA JUGA:Enam Buah dengan Kandungan Antioksidan Lebih Tinggi dari Teh Hijau, Nomor 4 Bikin Kaget!
2. Sayuran yang Digoreng: Kubis Goreng dan Terong Goreng Bisa Tingkatkan Gula Darah
Sayuran sejatinya menyehatkan, tapi cara pengolahannya juga berperan penting. Ketika sayuran seperti kubis, buncis, atau terong diolah dengan cara digoreng, kandungan nutrisinya bisa rusak dan justru berubah jadi sumber lemak jenuh.
Menurut para ahli gizi, makanan gorengan dapat meningkatkan kadar gula darah serta memicu peradangan dalam tubuh. Kondisi ini bisa menghambat fungsi hormon dan memperburuk kondisi kista ovarium.
Selain itu, sayuran goreng juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan penumpukan lemak di perut, yang berdampak buruk bagi keseimbangan hormon wanita.
Lebih baik konsumsi sayuran dengan cara dikukus, direbus, atau ditumis ringan tanpa minyak berlebih untuk menjaga kesehatannya.
3. Tauge: Bisa Meningkatkan Hormon Estrogen dan Memicu Pertumbuhan Kista
Meski dikenal sebagai sayuran sehat, tauge (kecambah) ternyata sebaiknya dihindari bagi penderita kista ovarium. Alasannya, tauge dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam tubuh.
Hormon estrogen memang penting untuk fungsi reproduksi wanita, tetapi kadar estrogen yang terlalu tinggi bisa merangsang pertumbuhan kista baru di ovarium.
Kondisi ini dikenal sebagai dominasi estrogen, yang dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur, nyeri panggul, bahkan kista tumbuh lebih cepat.
Penderita kista disarankan mengganti tauge dengan sayuran yang lebih aman seperti brokoli, bayam, atau kale yang justru membantu menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh.
4. Sawi Putih: Mengandung Gula Raffinose yang Sulit Dicerna Tubuh
BACA JUGA:5 Bahan Alami Penghilang Bau Tidak Sedap di Rumah, Aman, Murah, dan Efektif
Sawi putih termasuk sayuran yang kaya vitamin K, vitamin C, dan serat, namun ternyata tidak sepenuhnya aman bagi penderita kista.
Sayuran ini mengandung gula jenis raffinose, yang sulit dicerna oleh tubuh. Akibatnya, bisa terjadi kembung, perut terasa penuh, dan gangguan metabolisme glukosa, terutama pada penderita yang memiliki resistensi insulin.
Padahal, resistensi insulin merupakan salah satu faktor pemicu utama perkembangan kista ovarium. Oleh karena itu, konsumsi sawi putih sebaiknya dibatasi atau diganti dengan sayuran hijau lain yang lebih ringan, seperti selada atau bayam hijau.
Pola Makan Aman untuk Penderita Kista Ovarium
Selain menghindari empat jenis sayuran di atas, penderita kista ovarium dianjurkan menerapkan pola makan dengan prinsip rendah gula, tinggi serat, dan kaya antioksidan.
Berikut beberapa tips pola makan yang disarankan:
-
Pilih karbohidrat kompleks seperti beras merah, quinoa, atau gandum utuh.
-
Perbanyak konsumsi buah rendah gula seperti apel, beri, dan alpukat.
-
Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, serta daging berlemak.
-
Rutin minum air putih dan konsumsi suplemen omega-3 atau vitamin E sesuai anjuran dokter.