Konferwil II AMSI Kalteng 2025, Ketua Umum Ingatkan Media Tak Lagi Bergantung SEO
Konferwil II Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025-Ist -
PALANGKA RAYA — Konferensi Wilayah (Konferwil) II Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 digelar di Hotel Luwansa, Palangka Raya, Senin (22/12/2025).
Agenda utama konferensi ini meliputi laporan pertanggungjawaban kepengurusan sekaligus pemilihan ketua wilayah AMSI Kalteng periode 2025–2028.
Ketua Umum AMSI Pusat Wahyu Dhyatmika dalam arahannya menyampaikan peringatan serius kepada pengelola media siber terkait perubahan besar dalam ekosistem digital global.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Kalteng 22–28 Desember 2025, Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang
Ia menegaskan bahwa ketergantungan pada SEO dan mesin pencari, khususnya Google, tidak lagi relevan sebagai sumber utama trafik media.
“Media tidak bisa lagi hanya bekerja melayani mesin atau sekadar mengejar apa yang ramai di mesin pencari. Saat ini, sekitar 20 persen kunjungan ke website bukan lagi manusia, melainkan bot AI yang mengambil data kita,” ujar Wahyu.
Menurutnya, situasi ini harus menjadi momentum kebangkitan roh jurnalisme, yakni kembali pada prinsip verifikasi, konfirmasi, dan otentisitas informasi.
Wahyu juga mengungkapkan bahwa AMSI tengah memperjuangkan hak cipta konten jurnalistik agar memiliki nilai ekonomi di hadapan platform kecerdasan buatan.
“Kembalilah pada apa yang penting bagi masyarakat, bukan sekadar berburu klik. Konten yang unik, autentik, dan kredibel adalah masa depan bisnis media,” tegasnya.
BACA JUGA:Kemenag Kalteng Himpun Rp813,9 Juta untuk Bantu Korban Bencana di Aceh dan Sumatera
Ketua AMSI Wilayah Kalimantan Tengah Hairil Supriadi dalam laporannya menjelaskan bahwa Konferwil II merupakan forum evaluasi atas program kerja selama tiga tahun terakhir.
Ia berharap kepengurusan baru dapat menghadirkan gagasan segar untuk memperkuat manajemen dan keberlanjutan bisnis media.
“Fokus AMSI adalah membina perusahaan medianya agar sehat secara manajerial dan bisnis. Jika perusahaan media sehat, profesionalisme pers akan terjaga,” ujar Hairil.
Ia juga mendorong kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Diskominfo, dan Kepolisian untuk membentuk Komite Digital, seperti yang telah diterapkan di sejumlah daerah lain, guna menjaga ekosistem informasi yang bersih dari hoaks.
Sumber: